17 March 2020

Efek Fuzz pada Gitar

Efek Fuzz pada Gitar

efek fuzz peter de vries guitar



Setahun lalu pada artikel Overdrive dan Distorsi, Apa Bedanya? saya membahas secara detail mengenai distorsi, mulai dari pengertian distorsi, hingga perbedaan antara overdrive dan distorsi. Kali ini saya akan membahas sebuah efek pada gitar elektrik yang dinamakan fuzz. Efek ini bahkan dipercaya sebagai cikal bakal efek distorsi pada gitar elektrik.

10 March 2020

Kecerdasan Musikal

Kecerdasan Musikal

Kecersasan Musikal Peter de Vries Guitar


Dulu ketika kalian menempuh pendidikan formal dari SD hingga SMA, pernahkah kalian minder karena merasa tidak pintar? Atau bahkan mendapat perlakuan yang kurang baik dari guru karena pemahamanmu akan pelajaran tidak secemerlang teman yang lain? Jika kalian merasa demikian, saya pun juga pernah merasakan hal yang sama. Secara tidak langsung dampak dari diskriminasi ini menjadikan saya terjebak dalam rasa minder yang luar biasa selama bertahun-tahun. Belum lagi tuntutan orang tua yang seakan memaksa kita untuk mampu bersaing dengan mereka yang selalu menjadi "bintang kelas". Beberapa orang tua bahkan meminta anaknya untuk mengikuti program les tambahan di luar sekolah. Permasalahan inilah yang akhirnya menggugah saya untuk belajar gitar sebagai sebuah kemampuan yang berbeda agar saya memiliki nilai yang setara dengan para "bintang kelas". 

05 March 2020

Musik dan Satanisme

Musik dan Satanisme

Musik Satanisme peter de vries guitar

Dalam perkembangannya baik dalam Budaya Barat maupun Timur, musik memiliki nilai guna dalam kehidupan sosial manusia. Melanjutkan artikel sebelumnya tentang Musik Sakral - Musik Sekuler dan Sejarahnya yang membahas tentang kegunaan musik dalam kegiatan keagamaan dan non-keagamaan, pada artikel kali ini saya akan membahas sebuah perkembangan musik sakral yang kontradiktif dengan musik sakral gerejawi dan mungkin sedikit kurang rasional jika dipandang dalam perspektif manusia beragama. Pembahasan ini tidak akan kalian dapatkan pada ilmu sejarah musik Barat dan bahkan mungkin tidak akan disinggung di bangku perkuliahan musik manapun.

26 February 2020

Software untuk Menulis Not Balok

Software untuk Menulis Not Balok

Software untuk Menulis Not Balok


Perkembangan dan kemajuan teknologi membuat manusia tidak lepas dari perangkat pintar seperti smartphone dan komputer, begitu pula dengan musisi. Jika melihat gitaris masa kini, hampir seluruhnya didominasi oleh perangkat serba digital seperti multieffect processor, ampli simulator, cabinet simulator, dan sebagainya. Sebagai musisi tentunya kita tidak akan lepas dari notasi musik atau di Indonesia yang lebih dikenal sebagai not balok. Kita tentunya tidak asing dengan software pengolah kata seperti Microsoft Word dan pengolah angka Microsoft Excel, pada artikel ini saya akan membahas software pengolah nada (notasi) yang wajib kalian ketahui.

19 February 2020

Perbedaan Symphony, Orchestra, dan Philharmonic

Perbedaan Symphony, Orchestra, dan Philharmonic


Bagi teman-teman yang memiliki kecintaan terhadap musik klasik, atau yang saat ini sedang mendalami musik klasik, tentunya tidak asing dengan tiga kata ini, Symphony, Orchestra, dan Philharmonic. Bahkan bagi beberapa masyarakat awam kata symphony atau orchestra mampu memberi gambaran terhadap sebuah musik dengan aliran, gaya, dan formasi tertentu. Tentunya tidak menjadi sebuah permasalahan, namun kecenderungan salah persepsi ini muncul dan menjadi bahan perdebatan bagi beberapa orang. Pada artikel ini saya akan menerangkan perbedaan Symphony, Orchestra, dan Philharmonic.

12 February 2020

Universitas dengan Jurusan Musik Terbaik di Dunia

Universitas dengan Jurusan Musik Terbaik di Dunia

Universitas Musik Terbaik di Dunia Peter de Vries Guitar

Berniat untuk melakukan studi formal ke Institut/Akademi/Universitas dengan jurusan musik terbaik di dunia? Pada artikel kali ini saya akan memberikan beberapa daftar kampus musik terbaik di dunia tahun ini.

1. The Julliard School

Lokasi : New York
Didirikan : 1905
Alumni : Yo-yo Ma, John Williams
Website : www.juilliard.edu

Julliard merupakan salah satu kampus seni pertunjukan bergengsi di dunia khususnya dalam bidang akting, menari, dan tentunya musik. Lokasinya yang berada di New York menghubungkan salah satu universitas dengan jurusan musik terbaik di dunia ini dengan Lincoln Centre yang menjadi pusat pertunjukan musik live. Terdapat beberapa Program Studi Musik yang ditawarkan antara lain Instruments yang fokus kepada musik klasik, Vocal Art, Jazz Studies, Historical Studies yang fokus studinya adalah menyajikan musik pada era tertentu dalam musik, Composition, dan Orchestral Conducting.

2. Berklee College of Music

Lokasi : Boston
Didirikan : 1945
Alumni : John Mayers, Steve Vai
Website : www.berklee.edu

Berklee adalah salah satu kampus musik terbaik di dunia yang cukup berbeda dengan kampus musik lainnya. Berklee berfokus pada musik modern kekinian seperti rock, jazz, blues, dan lainnya. Dengan demikian lulusan Berklee jarang sekali yang berkecimpung dalam dunia musik klasik.

3. Yale School of Music

Lokasi : New Haven
Didirikan : 1894
Alumni : Marco Beltrami, Michael Daugherty, Matt Brubeck
Website : www.music.yale.edu

Yale merupakan salah satu kampus musik tertua di USA. Lokasinya memang tidak setenar kota lain seperti New York, namun kampus ini dapat kalian jadikan pertimbangan untuk belajar musik formal.

4. Royal College of Music

Lokasi : London
Didirikan : 1882
Alumni : Andrew Lloyd Webber, James Horner, Vanessa-Mae
Website : www.rcm.ac.uk

Royal College of Music dikenal dengan sertifikasi ABRSMnya yang hampir dipakai di seluruh dunia. Lokasinya di London membuat kampus ini memiliki daya tarik tersendiri. Beberapa Program Studinya antara lain Instrumen, Historical Performance, Conducting, Composition, Vocal & Opera.

5. Curtis Institute of Music

Lokasi : Philadelphia
Didirikan : 1924
Alumni : Leonard Bernstein, David Brooks, Lang Lang
Website : www.curtis.edu

Walaupun Philadelphia bukanlah sebuah kota yang dikenal sebagai kota musik, namun Philadelphia memiliki sebuah kampus musik terbaik di dunia dan telah menghasilkan cukup banyak musisi terbaik. Kampus musik ini juga dikenal dengan ujian masuknya yang sulit.


Picture source www.valencia.berklee.edu

11 February 2020

Musik Sakral - Musik Sekuler dan Sejarahnya

Musik Sakral - Musik Sekuler dan Sejarahnya

Musik Sakral - Musik Sekuler dan Sejarahnya peter de vries guitar

Musik masa kini merupakan sebuah bentuk penyajian dari olahan nada (cenderung harmonis dan mampu dinikmati) yang digunakan manusia dalam kegiatan sakral (keagamaan) maupun hal yang berbau hiburan. Terdapat dua fungsi musik dalam penggunaan musik pada kegiatan manusia yaitu musik sakral dimana musik berkaitan dengan agama sebagai bentuk pujian bagi Tuhan atau Dewa dan musik sekuler yang sifatnya sebagai hiburan duniawi semata. Walapun saat ini musik yang digunakan dalam kegiatan keagamaan dan musik duniawi hampir tidak memiliki perbedaan gaya dan bentuk, namun pada mula-mula keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Untuk itu kita harus menarik mundur waktu dan melihat bukti sejarah mengenai musik sakral dan musik sekuler.

Sejarah Musik Sakral (Barat)

Berbicara tentang musik khususnya musik Barat, pastinya tidak akan lepas dengan pengaruh peradaban Yunani kuno dan perkembangan Gereja Katholik. Berdasarkan catatan dari sejarah musik Barat, musik erat kaitannya dengan kegiatan sakral dimana pada era Abad Pertengahan (midieval) musik dianggap sebagai pemberian Dewa-dewa Yunani kuno, salah satu contohnya adalah musik digunakan pada ritual aliran Apollo dan aliran Dionysus. Bukti adanya musik pada Yunani kuno yang masih ada saat ini yaitu dua pujian kepada Dewa Apollo sekitar tahun 150 sebelum masehi.

Musik Sakral berkembang Gereja Katholik mula-mula. Seluruh kegiatan musikal di Eropa dipusatkan di Gereja sejak jatuhnya Kekaisaran Romawi (kira-kira abad ke-5 saat kejatuhan Kekaisaran Roma bagian barat dan abad ke-7 saat perang Ottoman dengan takluknya Kota Konstantinopel titik puncaknya) hingga awal era Renaisans (kira-kira abad ke-14).

Terdapat bukti sejarah yang menulis bahwa  pada tahun 313 Kaisar Romawi Konstantinus membuat Proklamasi Millan yang menyatakan kebebasan orang Kristen Roma bebas beribadah dan dirinya menjadi Kristen (Kristen disini mengacu pada Kristen Katholik). Momen tersebut membuat perkembangan pesat peribadatan orang Kristen dengan munculnya bangunan Gereja dan pola ritual Gereja yang mulai tertata. Melalui kegiatan Gerejawi, tradisi musik yang disebut Cantus Planus berkembang di seluruh Eropa sebelum tahun 1000. Cantus (chant) merupakan nyanyian monofonik dari susunan liturgi gereja.

Musik sakral dari Katholik Roma berkembang ketika protes keras dari Martin Luther melakukan sebuah Reformasi baru yaitu munculnya Kristen Protestan pada awal abad ke-16. Martin Luther juga dikenal sebagai penyuka musik dan bahkan menciptakan beberapa karya musik. Hasilnya adalah reformasi Lutheran yang menyambut hangat musik. Martin Luther berkata, "Tuhan mengumumkan Injil melalui musik juga", Injil adalah Firman yang berinkarnasi dalam Yesus Kristus. Luther ingin agar kebaktian dipusatkan pada Kristus, dan dengan demikian Kristen Protestan memiliki nyanyian pujian baru yang memberitakan inkarnasi, salib dan kebangkitan. Musik ini bernama Lutheran Chorales, sebuah nyanyian Lutheran (pengikut reformasi Kristen oleh Luther) adalah latar musik dari nyanyian Lutheran, yaitu nyanyian oleh jemaat dalam kebaktian Gereja Protestan Jerman.

Sejarah Musik Sekuler

Pada buku sejarah musik milik Rhoderick J. McNeill dicatat bahwa musik sekuler paling tua adalah lagu Golliard pada abad ke-12 yang berarti Pastor atau Mahasiswa yang hidupnya mengembara dari sebuah sekolah ke sekolah lain saat kampus masih belum ada.

Musik sekuler kemudian berlanjut pada era Barok dan Rokoko dimana pemikiran manusia sangat imajinatif (transenden) sehingga terkadang karyanya menggambarkan sesuatu yang mustahil (contohnya cerita tentang malaikat). Walaupun menceritakan tentang malaikat atau para nabi dalam keagamaan, namun musik ini dipertontonkan untuk umum dan bukan bermaksud untuk tatanan ritual Gereja.

Berlanjut pada era klasik, romantik, dan moderen musik sekuler baik yang bersifat absolut (hanya menampilkan keindahan saja) dan musik program (musik yang mengandung makna tertentu) berkembang pesat karena perkembangan musik sudah mencapai titik tertingginya. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan di era klasik yang mana dinamika, notasi, ritmik ditulis dengan sangat rasional, era romantik yaitu era dengan pengembangan perasaan manusia melalui musik, dan era moderen dimana musiknya sudah sangat beragam dan beberapa cukup abstrak.

Saat ini walaupun terdapat perbedaan pengunaan antara musik sakral dan sekuler, namun komposisi musik dari segi gaya dan bentuk cenderung sama. Bahkan dari segi alat musik hampir tidak ada perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat kalian perhatikan melalui lagi-lagu rohani Gereja atau lagu Islami dengan menggunakan tangga nada mayor-minor diatonis dalam tonalitas, dengan nuansa khas untuk menunjukkan perbedaan musiknya dengan musik sekuler, misal dalam musik Islami nuansanya dari Timur tengah, atau musik Gereja yang membawa gaya musik Gospel.

Picture Source www.tripsavvy.com