11 February 2020

Musik Sakral - Musik Sekuler dan Sejarahnya

Musik Sakral - Musik Sekuler dan Sejarahnya peter de vries guitar

Musik masa kini merupakan sebuah bentuk penyajian dari olahan nada (cenderung harmonis dan mampu dinikmati) yang digunakan manusia dalam kegiatan sakral (keagamaan) maupun hal yang berbau hiburan. Terdapat dua fungsi musik dalam penggunaan musik pada kegiatan manusia yaitu musik sakral dimana musik berkaitan dengan agama sebagai bentuk pujian bagi Tuhan atau Dewa dan musik sekuler yang sifatnya sebagai hiburan duniawi semata. Walapun saat ini musik yang digunakan dalam kegiatan keagamaan dan musik duniawi hampir tidak memiliki perbedaan gaya dan bentuk, namun pada mula-mula keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Untuk itu kita harus menarik mundur waktu dan melihat bukti sejarah mengenai musik sakral dan musik sekuler.

Sejarah Musik Sakral (Barat)

Berbicara tentang musik khususnya musik Barat, pastinya tidak akan lepas dengan pengaruh peradaban Yunani kuno dan perkembangan Gereja Katholik. Berdasarkan catatan dari sejarah musik Barat, musik erat kaitannya dengan kegiatan sakral dimana pada era Abad Pertengahan (midieval) musik dianggap sebagai pemberian Dewa-dewa Yunani kuno, salah satu contohnya adalah musik digunakan pada ritual aliran Apollo dan aliran Dionysus. Bukti adanya musik pada Yunani kuno yang masih ada saat ini yaitu dua pujian kepada Dewa Apollo sekitar tahun 150 sebelum masehi.

Musik Sakral berkembang Gereja Katholik mula-mula. Seluruh kegiatan musikal di Eropa dipusatkan di Gereja sejak jatuhnya Kekaisaran Romawi (kira-kira abad ke-5 saat kejatuhan Kekaisaran Roma bagian barat dan abad ke-7 saat perang Ottoman dengan takluknya Kota Konstantinopel titik puncaknya) hingga awal era Renaisans (kira-kira abad ke-14).

Terdapat bukti sejarah yang menulis bahwa  pada tahun 313 Kaisar Romawi Konstantinus membuat Proklamasi Millan yang menyatakan kebebasan orang Kristen Roma bebas beribadah dan dirinya menjadi Kristen (Kristen disini mengacu pada Kristen Katholik). Momen tersebut membuat perkembangan pesat peribadatan orang Kristen dengan munculnya bangunan Gereja dan pola ritual Gereja yang mulai tertata. Melalui kegiatan Gerejawi, tradisi musik yang disebut Cantus Planus berkembang di seluruh Eropa sebelum tahun 1000. Cantus (chant) merupakan nyanyian monofonik dari susunan liturgi gereja.

Musik sakral dari Katholik Roma berkembang ketika protes keras dari Martin Luther melakukan sebuah Reformasi baru yaitu munculnya Kristen Protestan pada awal abad ke-16. Martin Luther juga dikenal sebagai penyuka musik dan bahkan menciptakan beberapa karya musik. Hasilnya adalah reformasi Lutheran yang menyambut hangat musik. Martin Luther berkata, "Tuhan mengumumkan Injil melalui musik juga", Injil adalah Firman yang berinkarnasi dalam Yesus Kristus. Luther ingin agar kebaktian dipusatkan pada Kristus, dan dengan demikian Kristen Protestan memiliki nyanyian pujian baru yang memberitakan inkarnasi, salib dan kebangkitan. Musik ini bernama Lutheran Chorales, sebuah nyanyian Lutheran (pengikut reformasi Kristen oleh Luther) adalah latar musik dari nyanyian Lutheran, yaitu nyanyian oleh jemaat dalam kebaktian Gereja Protestan Jerman.

Sejarah Musik Sekuler

Pada buku sejarah musik milik Rhoderick J. McNeill dicatat bahwa musik sekuler paling tua adalah lagu Golliard pada abad ke-12 yang berarti Pastor atau Mahasiswa yang hidupnya mengembara dari sebuah sekolah ke sekolah lain saat kampus masih belum ada.

Musik sekuler kemudian berlanjut pada era Barok dan Rokoko dimana pemikiran manusia sangat imajinatif (transenden) sehingga terkadang karyanya menggambarkan sesuatu yang mustahil (contohnya cerita tentang malaikat). Walaupun menceritakan tentang malaikat atau para nabi dalam keagamaan, namun musik ini dipertontonkan untuk umum dan bukan bermaksud untuk tatanan ritual Gereja.

Berlanjut pada era klasik, romantik, dan moderen musik sekuler baik yang bersifat absolut (hanya menampilkan keindahan saja) dan musik program (musik yang mengandung makna tertentu) berkembang pesat karena perkembangan musik sudah mencapai titik tertingginya. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan di era klasik yang mana dinamika, notasi, ritmik ditulis dengan sangat rasional, era romantik yaitu era dengan pengembangan perasaan manusia melalui musik, dan era moderen dimana musiknya sudah sangat beragam dan beberapa cukup abstrak.

Saat ini walaupun terdapat perbedaan pengunaan antara musik sakral dan sekuler, namun komposisi musik dari segi gaya dan bentuk cenderung sama. Bahkan dari segi alat musik hampir tidak ada perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat kalian perhatikan melalui lagi-lagu rohani Gereja atau lagu Islami dengan menggunakan tangga nada mayor-minor diatonis dalam tonalitas, dengan nuansa khas untuk menunjukkan perbedaan musiknya dengan musik sekuler, misal dalam musik Islami nuansanya dari Timur tengah, atau musik Gereja yang membawa gaya musik Gospel.

Picture Source www.tripsavvy.com