05 April 2021

Pengertian Musik Absolut dan Musik Program

Pengertian Musik Absolut dan Musik Program

 

Pengertian Musik Absolut dan Pengertian Musik Program

"Dirimu terbentuk dari apa yang kamu dengar", istilah ini sering kita bicarakan dalam obrolan-obrolan ringan di lingkaran pertemanan musisi. Untuk menjadi pemain jazz kita diminta memiliki referensi lagu jazz yang tidak sedikit, tujuannya untuk membentuk karakter permainan sesuai dengan esensi-esensi musikal dalam jazz, begitu pula untuk membentuk karakter yang ada di genre musik lainnya. Seperti yang banyak orang ketahui bahwa dalam sebuah karya musik sering berisi makna di dalamnya, baik melalui lirik, gaya musik, dan aspek lainnya. Dari pernyataan ini, ssebuah pertanyaa pernah terbesit dalam benak saya, "apakah semua musik memiliki makna di dalamnya? Apakah ada musik yang dibuat hanya untuk menampilkan musik itu sendiri tanpa membubuhi makna tertentu?". Kedua pertanyaan ini akhirnya terjawab setelah saya mengetahui pengertian dari musik absolut dan musik program.


Pengertian Musik Absolut
Musik absolut merupakan karya musik yang tidak memberikan gambaran tentang apapun dalam musiknya. Hal ini berarti karya musik tersebut tidak memiliki subyek/obyek untuk dijelaskan/dilukiskan/digambarkan. Christopher Muscato seorang pengajar sejarah, asisten Profesor di University of Northern Colorado, dan penulis di platform study.com mengartikan "keabsolutan"  sebagai musik yang murni untuk menampilkan unsur-unsur musik itu sendiri, seperti harmoni, timbre, melodi, dan unsur-unsur musikal lainnya.

Pengertian Musik Program
Dalam buku Musik Barat Selayang Pandang karya Drs. Hari Martopo, M.Hum dijelaskan bahwa musik program sangat umum ditemukan pada era romantik, dimana karya musik sengaja dimuati makna lain atau unsur eksternal dari musiknya. Sacher dan Eversolve membagi musik program dalam tiga kategori yaitu musik program naratif, deskriptif, dan filosofis. Dalam musik program pastinya dibutuhkan sebuah subyek/obyek untuk digambarkan/dilukiskan dengan menggunakan media musik.

Picture by @mohammadmetri (Unsplash)

31 March 2021

Perfect 4th Guitar Tuning dengan Paradigma Geometri di Dalamnya

Perfect 4th Guitar Tuning dengan Paradigma Geometri di Dalamnya


Sadar atau tanpa sadar, biasanya gitaris profesional memiliki lebih dari satu gitar. Terdapat beragam alasan yang sudah pernah saya bahas pada artikel Gitaris Punya Banyak Gitar? Ini Alasannya. Selain alasan-alasan yang ada pada artikel tersebut, terdapat sebuah alasan lain mengapa mereka menggunakannya. Tuning tak lazim (unusual tuning) dalam gitar tentunya memiliki kombinasi nada yang berbeda dengan tuning standar EADGBE. Penggunaannya biasa diperlukan seorang gitaris profesional untuk memainkan repertoar/lagu tertentu. Salah satu unusual tuning yang mungkin sudah menjadi cukup lazim adalah Drop D dengan tuning DADGBE yang banyak digunakan pada repertoar klasik hingga modern seperti rock dan metal. Tuning diluar standar biasanya mempertimbangkan beragam aspek seperti interval, timbre, dan aspek-aspek lainnya. Pada artikel ini saya hanya akan membahas Perfect 4th Tuning pada gitar yang ternyata memuat paradigma dan perspektif geometri di dalamnya.


21 January 2021

Pahami Perbedaan Mixing dan Mastering bagi Pemula

Pahami Perbedaan Mixing dan Mastering bagi Pemula

 

Perbedaan mixing dan mastering peter de vries guitar

Kegiatan perekaman suara saat ini menjadi sangat familier di kalangan "musisi kamar". Hal ini terjadi karena begitu banyak perusahaan industri hardware audio yang berlomba-lomba untuk menciptakan sebuah perangkat perekaman audio agar harganya dapat dijangkau musisi kelas menengah kebawah. Oleh sebab itu selain menulis artikel tentang teori musik, pengetahuan musik, dan teknik bermain gitar, saya juga membagi artikel tentang perekaman audio untuk pemula, yang pastinya saya ambil dari sumber yang terpercaya dan juga mengandung asumsi saya pribadi melalui proses berpikir dan perenungan.

09 November 2020

Musik Heavy Metal : Filosofi, Sejarah, dan Klasifikasi Sub-Genre

Musik Heavy Metal : Filosofi, Sejarah, dan Klasifikasi Sub-Genre

 

Musik Heavy Metal :  Filosofi, Sejarah, dan Klasifikasi Sub Genre

Pakaian serba hitam, distorsi gitar yang tajam, jeritan vokalis, dan lirik yang kurang lazim menjadi sebuah gambaran umum jika kita diminta untuk mendeskripsikan musik heavy metal dengan kata-kata. Mungkin dengan tampilan seperti ini, sebagian orang akan mengkaitkan musik heavy metal dengan hal-hal yang bersifat satanis, Perspektif ini telah saya bahas pada artikel Musik dan Satanisme sebagai bentuk pencarian fakta dan pembuktian. Sama halnya dengan aliran atau genre musik lainnya, heavy metal memiliki penikmat dan pendengar yang tak sedikit hal ini membuat perkembangan musik heavy metal menjadi sangat pesat. Sebagai sebuah genre musik, kita tidak boleh langsung memberikan stigma negatif pada heavy metal, karena setiap orang memiliki hak untuk menentukan preferensi genre musiknya sendiri. Untuk memperluas perspektif musik kita, pada artikel ini saya akan membahas tentang musik heavy metal yang melingkupi pembahasan tentang sejarah, filosofi, dan klasifikasi sub-genre musik heavy metal.

17 October 2020

Pembagian Kaum Musisi di Era Yunani Kuno

Pembagian Kaum Musisi di Era Yunani Kuno

 

Pembagian Kaum Musisi di Era Yunani Kuno

Era Yunani Kuno Sebagai Permulaan Musik Barat

Pernahkah kalian berpikir kapan musik yang saat ini kita dengar ditemukan oleh manusia? Jika kalian pernah bertanya demikian maka jawaban mengerucut pada sebuah era yang disebut Era Yunani Kuno. Tentu jika kita berbicara musik Era Yunani Kuno maka yang dimaksud adalah Musik Barat beserta perkembangannya. Lalu benarkah mula-mula musik ditemukan pada era ini? Dalam buku Sejarah Musik 1 karya Dr. Rhoderick J. Mcneill tertulis bahwa banyak musikolog yang ragu karena hanya ditemukan 12 naskah musik asli, itupun ditulis beberapa abad setelah kejayaan Yunani Kuno, namun jika dilihat lebih jauh ke arah pengaruh pada era selanjutnya (Abad Pertengahan dan Renaisans), maka Kebudayaan Yunani Kuno memberikan peran penting dalam perkembangan pada dua era tersebut.

20 June 2020

Teknik Perekaman Stereo (Miking) yang Wajib Diketahui

Teknik Perekaman Stereo (Miking) yang Wajib Diketahui


cara perekaman stereo - teknik miking - miking techniques peter de vriesguitar

Merekam suara saat ini sudah tidak menjadi hal asing lagi. Kemajuan perangkat di era modern ini mempermudah manusia merekam suara untuk kebutuhan sehari-hari, salah satu contohnya untuk pesan suara voice note. Bagi orang awam mungkin teknik perekaman tidak menjadi hal yang terlalu dipikirkan karena tujuannya hanya sekedar merekam audio dengan jelas, namun bagi audio engineer, musisi, film sound effect specialist dimana teknik perekaman menjadi salah satu upaya yang sangat dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa teknik perekaman stereo (miking) yang wajib diketahui.

07 June 2020

Cocktail Party Effect, Sebuah Fenomena Mendengar

Cocktail Party Effect, Sebuah Fenomena Mendengar


apa itu cocktail party effect

Pernah mengikuti sebuah pesta nikah, kelulusan, atau pesta lainnya? Pastinya kalian akan disuguhkan dengan berbagai informasi yang dapat ditangkap oleh panca indera. Pada kondisi yang riuh dalam pesta, telingapun mendapatkan banjiran informasi gelombang suara dari bunyi musik, suara obrolan orang, bunyi gelas dan piring, serta banyak suara dan bunyi lainnya. Jika kalian tetap fokus mendengarkan bagaimana teman-temanmu berbicara denganmu, dan mengerti apa yang dibicarakan dengan kondisi riuh tersebut, berarti kalian sedang mengalami cocktail party effect. Fenomena ini akan saya bahas secara singkat dan jelas pada artikel ini.

Apa itu cocktail party effect


Singkatnya cocktail party effect adalah sebuah fenomena bagaimana otak memusatkan perhatian pendengaran seseorang (selektif di otak) pada stimulus tertentu sambil menyaring berbagai rangsangan auditory lain, seperti bunyi musik, suara obrolan orang, bunyi gelas dan piring, serta banyak suara dan bunyi lainnya.

Siapa yang menemukan fenomena cocktail party effect


Cocktail party effect pertama kali didefinisikan dan dinamai cocktail party problem oleh Colin Cherry pada tahun 1953. Cherry melakukan eksperimen yang menarik dimana para partisipan mendengarkan dua pesan berbeda dari satu pengeras suara tunggal pada saat yang sama dan mencoba memisahkannya, dari sinilah munculnya dichotic listening (salah satu metode tes yang biasa nya digunakan untuk menyelidiki perhatian selektif dalam sistem pendengaran).

Mengapa cocktail party effect bisa terjadi


Pada dasarnya manusia memiliki keterbatasan dalam menyimpan informasi (terutama informasi auditory) yang sifatnya sementara. Sehingga manusia memusatkan pada salah satu informasi yang ingin disimpan. Informasi ini nanti yang akan diolah otak untuk dikembangkan, direspon, atau disampaikan kembali. Bayangkan saja jika seluruh informasi auditory masuk ke dalam otak manusia tanpa adanya seleksi, otak kita pastinya akan "meledak" seketika.

Penelitian tentang cocktail party effect


Terdapat sebuah studi dari University of California - San Francisco dari Edward Chang dan rekan pada April 2012 yaitu sebuah percobaan yang kaitannya dengan encoding dan decoding audio pada pendengaran manusia pada tiga pasien epilepsi. Ketiga pasien tersebut diminta mendengarkan dua sampel pidato diputar secara bersamaan di mana frasa yang berbeda diucapkan oleh pembicara yang berbeda. Mereka diminta untuk mengidentifikasi kata-kata yang mereka dengar oleh salah satu dari dua pembicara. Para peneliti menemukan bahwa respons saraf pada korteks pendengaran hanya mencerminkan respons dari satu pembicara yang ditargetkan saja. Mereka menemukan bahwa algoritma decoding mereka dapat memprediksi pembicara mana dan bahkan kata-kata spesifik apa yang didengarkan subjek berdasarkan pola-pola saraf tersebut.

Picture source bacp.co.uk