31 March 2021

Perfect 4th Guitar Tuning dengan Paradigma Geometri di Dalamnya


Sadar atau tanpa sadar, biasanya gitaris profesional memiliki lebih dari satu gitar. Terdapat beragam alasan yang sudah pernah saya bahas pada artikel Gitaris Punya Banyak Gitar? Ini Alasannya. Selain alasan-alasan yang ada pada artikel tersebut, terdapat sebuah alasan lain mengapa mereka menggunakannya. Tuning tak lazim (unusual tuning) dalam gitar tentunya memiliki kombinasi nada yang berbeda dengan tuning standar EADGBE. Penggunaannya biasa diperlukan seorang gitaris profesional untuk memainkan repertoar/lagu tertentu. Salah satu unusual tuning yang mungkin sudah menjadi cukup lazim adalah Drop D dengan tuning DADGBE yang banyak digunakan pada repertoar klasik hingga modern seperti rock dan metal. Tuning diluar standar biasanya mempertimbangkan beragam aspek seperti interval, timbre, dan aspek-aspek lainnya. Pada artikel ini saya hanya akan membahas Perfect 4th Tuning pada gitar yang ternyata memuat paradigma dan perspektif geometri di dalamnya.


Pengertian Geometri

KBBI mengartikan geometri sebagai sebuah cabang matematika yang menerangkan sifat-sifat garis, sudut, bidang, dan ruang. Pernyataan serupa juga saya temukan pada blog Ruang Guru yang mengartikan geometri sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara objek-objek geometri, seperti titik, garis, bangun (datar/ruang), dan sudut. Bagian terkecil dari obyek geometri adalah titik, kemudian titik-titik yang terhimpun akan membentuk garis, jika garis-garis saling berhubungan dan memenuhi syarat tertentu akan membentuk bangun bidang/ruang. Saya tidak akan berlama-lama menjabarkan geometri karena saya yakin musisi seperti saya dan anda tidak begitu peduli dengan bidang ilmu yang berbau matematika.


Geometri Bidang dalam Musik

Walaupun musik erat kaitannya dengan rasa, estetika, imajinasi, dan unsur seni lainnya, namun sadarkah kita jika bahasan tentang musik juga dapat dikaji dengan sangat logis? Pembahasan tentang tangga nada, kombinasi nada dalam akor, pembalikan akor, interval selalu dibahas dengan sangat logis dan sistematis. Ilmu geometri secara tidak langsung ternyata sering digunakan untuk menganalisa musik bahkan mengkomposisi/mengaransemen. Saya akan memberikan beberapa contoh untuk membuka pandangan kita semua bahwa geometri sangat erat kaitannya dengan logika berpikir pada bidang ilmu musik.


Saya yakin kita tidak akan asing dengan pembahasan circle of fifths & fourth. Sejak pembahasan teori musik dasar, bahkan hingga mengingat tanda mula sebuah repertoar/lagu, kita sering membayangkan lingkaran ini. Jika setiap nada dalam lingkaran tersebut mewakili titik dalam perspektif geometri, dan interval mewakili garis, maka terbukti bahwa geometri melekat secara implisit dalam musik. Saya akan menyelam sedikit lebih dalam dengan lingkaran ini, saya yakin kita mampu membayangkan segitiga sama sisi untuk membentuk akor augmented (contoh kombinasi nada C-E-G# dan F#-A#-D). Jika dibedah lebih dalam lagi bahkan kita dapat menggambarkan berbagai bidang, baik yang berbentuk simetris dan asimetris.

Gambar di atas merupakan gerakan paralel dua nada vertikal dengan interval 5. Jika telah belajar ilmu harmoni, gerakan paralel interval 8 dan 5 cenderung dihindari. Saya tidak akan membahas alasan mengapa gerakan ini dihindari dalam membuat sebuah karya yang memuat harmoni. Baik dalam ilmu harmoni atau ilmu kontrapung gerakan berlawanan seperti gambar di bawahnya justru sering digunakan. Jika untuk menggambarkan gerakan paralel dan berlawanan kita mampu membayangkan sebuah bangun (bidang) trapesium dan jajar genjang dengan menghubungkan susunan vertikal dan horizontal seperti di atas, maka percontohan kedua mampu membuktikan adanya kaitan geometri dan musik yang erat. Jika masih belum puas saya akan memberikan sebuah contoh lagi dalam bidang ilmu musik lainnya.


Gambar di atas merupakan pergerakan tangan seorang dirigen (music conductor) untuk menggambarkan time signature kepada paduan suara, orkestra, atau grup ansambel. Apa jadinya jika ilmu conducting yang dituangkan dalam buku dijelaskan dalam bentuk tulisan, pastinya akan memakan banyak kata dan belum tentu mudah dipahami. Untuk mempermudah pemahaman, gambar bangun bidang di atas mampu menjelaskan jauh lebih ringkas dan mendetail. Masih banyak ilmu musik lainnya yang sebenarnya mengandung geometri di dalamnya, namun saya tidak akan membahasnya terlalu dalam.


CAGED System Sebagai Bentuk Penerapan Geometri Bidang dalam Gitar

Jika anda seorang gitaris, pastinya tidak asing dengan CAGED System dan Three Notes per String. Kedua sistem ini sebenarnya menjelaskan konsep visualisasi fretboard secara vertikal dan horizontal pada gitar. Pembahasan kelebihan dan kelemahan kedua konsep ini saya rasa tidak perlu dibahas lebih dalam karena saya hanya ingin memusatkan perhatian pada CAGED System saja. CAGED System sebenarnya menawarkan konsep yang sangat sederhana dalam memvisualisasikan fretboard gitar, dimana kita hanya perlu menghafalkan bentuk dari lima akor utama saja yaitu C, A, G, E, dan D Mayor, karena dengan menghafal kelima bentuk akor utama ini gitaris mampu mebuat akor lainnya. Pada dasarnya, untuk mempelajari CAGED System kita diminta menghafal bentuk dari kelima akor mayor seperti gambar di bawah


Jika sudah menghafal kelima bentuk akor dasar tersebut maka kita dapat menerapkan bentuk-bentuk akor tersebut menjadi akor lain, misal akor C Mayor dengan bentuk akor A, bentuk G, bentuk E, dan bentuk D. Gambar di bawah adalah ilustrasi akor C Mayor dalam lima bentuk.



Gambar di atas memperjelas pernyataan saya bagaimana akor C dapat di bentuk dengan bentuk akor A, G, E, dan D. Dengan demikian maka akor lainnya juga dapat dibentuk dengan lima posisi dasar tersebut.

Tanpa harus mendalami konsep CAGED System, sebenarnya hampir semua gitaris telah mempelajari CAGED System dalam gitar dengan cara menghafal bentuk-bentuk akor dengan hubungan nada secara vertikal. Hal ini membuktikan bahwa memang perspektif geometri cukup kuat dalam konsep dasar visualisasi fretboard. Bahkan visualisasi fretboard dengan memahami pola tangga nada melalui hubungan nada secara vertikal dan horizontal, mirip dengan cara kita memahami titik dan garis dalam sistem koordinat pada diagram kartesius, yang mana geometri sebagai ilmu pasti juga sangat mudah dicerna dengan penggambaran melalui diagram kartesius.


Pengertian Interval Perfect 4th

Sebelum membahas unusual tuning ini kalian harus mengetahui apa itu Perfect 4th Interval. Pembahasan interval yang mendetail sebenarnya sudah pernah saya bahas di artikel Mengenal Interval Nada dalam Musik, namun untuk memudahkan pemahaman saya akan sedikit membahas interval Perfect 4th (bisa disingkat P4). Mudahnya interval P4 merupakan jarak dua nada dimana nada pertama berkedudukan sebagai do dan nada kedua sebagai fa. Misal nada pertama adalah C sebagai do, untuk membentuk interval P4 dibutuhkan nada F (fa dari C).


Perfect 4th Guitar Tuning

Unusual tuning ini juga sering disebut 4ths tuning system namun saya lebih tertarik menggunakan istilah perfect 4th untuk memperjelas kualitas dari interval nada antar senar, dimana interval pada dua senar yang berdekatan menerapkan interval Perfect 4th, bukan diminished 4th atau augmented 4th. Untuk mempermudah penjelasan perhatikan gambar di bawah berikut ini.

Garis teratas dalam diagram fretboard adalah senar 1 dan garis terbawah adalah senar 6. Pada tuning gitar standar susunannya adalah EADGBE, sedangkan dalam Perfect 4th Tuning susunan nadanya adalah EADGCF. Jika senar 6 bernada E adalah Do maka nada Fa adalah A, berikutnya jika senar 5 A bernada A adalah Do maka maka nada Fa adalah D, cara seperti ini berlanjut hingga senar pertama.

Setelah memahami geometri, kaitan geometri dan musik, serta bukti perspektif geometri dalam gitar pada CAGED System, pemahaman tentang interval Perfect 4th, dan Tuning Perfect 4th dalam gitar, maka saya akan menunjukan dua bukti adanya paradigma geometri yang diterapkan pada Perfect 4th Tuning di Gitar yang digunakan untuk mempermudah visualisasi fretboard para gitaris.


Symetrical Chord Shape Vertical Movement dalam Perfect 4th Tuning pada Gitar

Pada tuning standar, beberapa orang mungkin sadar bahwa kita menghafalkan bentuk akor yang jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan perfect 4th tuning. Alasannya ada pada interval senar 3 dan 4 yang membentuk interval Major 3rd. Perhatikan diagram fretboard di bawah ini.

Dengan menggunakan tuning standar pada gitar, yang akan kita lihat pada diagram fretboard di atas adalah akor E Mayor (diagram paling bawah), A Minor (diagram tengah), dan D Mayor minor 7 (diagram atas), perpindahan bentukyang sama secara vertikal ternyata membuat tiga kualitas akor yang berbeda dalam tuning standar. Jika sistem tuning diubah menjadi perfect 4th tuning, maka bentuk di atas akan selalu menghasilkan kualitas akor yang sama (Mayor), dengan kata lain pada diagram bawah adalah akor E Mayor, diagram tengah A Mayor, dan diagram atas D Mayor. Untuk membuktikan pernyataan ini silahkan coba sendiri perfect 4th tuning pada gitar kalian, hati-hati jika menggunakan senar ukuran kecil karena berpotensi putus senar.

Symetrical Diagonal Movement dengan Perfect 4th Tuning pada Gitar

Dengan menerapkan interval perfect 4th di setiap senar gitar maka diperoleh tuning EADGCF (dari senar 6 ke 1). Alasan penggunaan Perfect 4th Interval Tuning adalah untuk membuat pola symetrical diagonal movement pada alur melodi sebuah tangga nada. Untuk memperjelas pemahaman tentang symetrical diagonal movement, perhatikan perbandingan pola tangga nada G Mayor dengan menggunakan Perfect 4th Interval Tuning vs Standar Tuning.