19 November 2024

6 Passive Income Musisi Versi Saya

6 Passive Income Musisi Versi Saya

Pengen punya penghasilan pasif sambil ngejar passion musik? Tenang aja, ada banyak cara buat kamu, anak musik, buat dapet passive income di era digital ini. Passive income tuh kayak punya mesin uang yang terus jalan, meskipun kamu lagi tidur atau sibuk bikin lagu. Yuk, bahas yang kekinian dan konkret, biar kamu bisa langsung mulai!


1. Jual Beat atau Sound Pack di Marketplace Online

Buat kamu yang jago bikin beat atau sound design, ini wajib banget dicoba. Marketplace seperti Beatstars, Splice, atau Loopmasters jadi tempat yang pas buat jual karya-karyamu. Bukan cuma beat, kamu juga bisa jual sound pack unik untuk musisi atau kreator konten.

Contoh:

  • Bikin pack drum loops yang cocok untuk genre chill atau trap.
  • Rilis sample pack suara alam yang sering dipakai buat backsound konten meditasi.

Tiap ada yang download atau beli, kamu langsung dapet penghasilan. Dan enaknya, satu karya bisa dijual ke banyak orang! Per tahunnya saya bisa ngantongin 8 sampai 10 juta rupiah.


2. Bikin e-Course atau Kelas Musik Online

Kursus online lagi booming banget, termasuk di bidang musik. Kamu bisa bikin e-course tentang hal yang kamu kuasai, seperti music production, bikin beat, atau belajar alat musik tertentu.

Contoh:

  • Kelas “Belajar FL Studio untuk Pemula” yang ngajarin cara bikin beat pertama sampai export lagu.
  • Tutorial “Cara Cepat Main Gitar Akustik” buat pemula yang suka lagu-lagu pop.

Setelah course selesai, upload ke platform kayak Fisella Music Academy. Promosiin lewat media sosial, dan tiap ada yang daftar, kamu langsung dapet penghasilan. Saya pernah dapetin Rp 40 jutaan dalam 4 bulan saat pandemi karena e-course.


3. Monetisasi Blog Musik + Adsense + Safelink

Kalau kamu suka nulis, coba bangun blog tentang musik. Kamu bisa nulis artikel tentang tips belajar musik, ulasan alat musik, atau tutorial produksi lagu. Pas blog kamu udah banyak pengunjung, daftarin ke Google Adsense untuk dapet penghasilan dari iklan.

Yang lebih keren lagi, kamu bisa pakai safelink buat menghasilkan tambahan. Misalnya, kamu bikin artikel tentang “Cara Membuat Lagu Lo-Fi di FL Studio.” Di dalamnya, tambahkan link download sample pack gratis yang diarahkan ke safelink. Tiap orang yang klik dan lewat safelink itu, kamu dapet penghasilan tambahan.

Contoh konten:

  • “5 Plugin Gratis untuk Mixing Musik” dengan link download yang pakai safelink.
  • Artikel “Panduan Belajar Musik dari Nol” dengan iklan Adsense di sidebar blog.
Nggak banyak sih dari sini, setahun paling cuma 1 juta rupiahan, lumayan buat beli cilok setahun.

4. Distribusi Musik ke Platform Streaming Digital

Karya musikmu wajib masuk ke Spotify, Apple Music, atau YouTube Music. Ini cara klasik tapi efektif buat passive income. Tiap kali lagumu diputar, kamu dapet royalti. Tapi yang lebih kekinian, coba fokus ke relaxation music.

Relaxation music seperti musik meditasi atau tidur makin banyak dicari orang. Kamu bisa bikin lagu dengan tema seperti ambient sound, suara alam, atau lo-fi beats buat fokus belajar.

Contoh:

  • Bikin album “Meditation Sounds for Focus” dan upload ke Spotify.
  • Promosiin lagu-lagu relaksasimu di YouTube sebagai background music untuk belajar atau yoga.

Tiap ada yang putar atau gunakan, penghasilan bakal terus ngalir! Tapi karena saya nggak fokus di performing dapetnya nggak banyak, cuma ratusan ribu doang per tahunnya.


5. Jual Preset atau Template DAW

Kalau kamu jago bikin preset atau template di DAW seperti FL Studio atau Ableton, ini peluang besar! Banyak musisi pemula yang nyari preset siap pakai buat mempercepat workflow mereka.

Contoh:

  • Jual preset suara gitar yang cocok buat genre pop atau rock di marketplace seperti Gumroad.
  • Bikin template mixing siap pakai buat lo-fi atau EDM.
Ini jauh lebih mahal sekali laku, per tahun kira-kira sama kayak jualan beat.

6. Sistem Subscription via Patreon atau Ko-fi

Kalau kamu punya banyak penggemar loyal, coba bikin akun di Patreon atau Ko-fi. Kamu bisa kasih konten eksklusif seperti lagu baru, behind-the-scenes produksi lagu, atau mentoring musik.

Contoh:

  • Paket subscription seharga Rp 50.000 per bulan untuk akses video tutorial mixing.
  • Tier premium dengan hadiah seperti shoutout atau konsultasi musik privat.
Sebelumnya saya pernah pakai platform tersebut tapi sekarang malah pindah ke Whatsapp Community dan lumayan per bulannya bisa dapetin 1 jutaan, tapi ini nggak totaly passive income ya, tapi nggak sepenuhnya active juga sih.

Era digital bikin anak musik punya banyak cara buat dapet passive income, mulai dari jual beat, bikin e-course, nulis blog musik, sampai bikin relaxation music. Yang penting, konsisten berkarya dan manfaatkan platform digital dengan maksimal.

Beli Instrumen Musik Duluan atau Bisa Main Musik Dulu Baru Beli Instrumen?

Beli Instrumen Musik Duluan atau Bisa Main Musik Dulu Baru Beli Instrumen?

Pernah nggak sih, kamu nanya ke diri sendiri: “Aku harus bisa dulu main musik baru beli instrumen, atau beli dulu baru belajar?” Pertanyaan ini sering banget muncul, terutama buat yang baru mau mulai perjalanan musiknya. Kalau diibaratkan, ini kayak mau mancing ikan: “Harus beli pancingan dulu atau nunggu dapet ikan baru beli pancingan?” Jawabannya, yuk kita bahas bareng-bareng.


Beli Dulu, Baru Belajar

Buat kamu yang semangat banget belajar musik, beli instrumen dulu bisa jadi langkah awal yang bikin motivasi makin tinggi. Ibaratnya nih, kalau mau mancing, ya beli pancingan dulu. Masa mau mancing ikan pakai tangan kosong? Dengan punya instrumen di tangan, kamu bisa langsung praktek kapan aja, nggak perlu ribet pinjam-pinjam.

Kelebihannya:

  • Konsisten belajar: Instrumen udah ada, jadi kamu nggak punya alasan buat malas-malasan.
  • Rasa kepemilikan: Punya alat sendiri tuh beda banget rasanya, kamu bakal lebih hati-hati dan rajin ngerawat.
  • Investasi jangka panjang: Walaupun awalnya belajar, alat ini tetap bisa dipakai bahkan saat kamu udah pro.

Tapi ya, ada minusnya juga. Kalau kamu masih ragu serius atau nggak, bisa-bisa instrumen ini malah jadi pajangan di pojokan. Uang yang keluar juga lumayan, apalagi kalau kamu beli alat berkualitas tinggi dari awal.


Bisa Dulu, Baru Beli

Nah, ada juga yang mikir, “Ngapain beli kalau belum tentu aku suka?” Pendekatan ini cocok buat kamu yang masih coba-coba. Biasanya, kamu bisa pinjam instrumen dari teman, sewa, atau belajar di tempat kursus yang udah menyediakan alatnya.

Kalau pakai analogi mancing, ini kayak nyewa pancingan dulu buat nyoba. Kalau ternyata kamu suka dan berhasil dapet ikan, baru deh beli pancingan sendiri.

Kelebihannya:

  • Hemat biaya di awal: Kamu nggak perlu keluar uang banyak buat beli alat.
  • Fleksibel: Kalau ternyata kamu nggak cocok, tinggal berhenti tanpa rugi besar.
  • Lebih tahu kebutuhan: Setelah mencoba, kamu jadi lebih paham alat apa yang sebenarnya pas buat kamu.

Kekurangannya, ya kamu mungkin nggak bisa latihan kapan aja karena alatnya bukan punya sendiri. Dan kalau harus sewa terus-menerus, biaya sewa bisa lebih mahal dibanding beli instrumen baru.


Jadi, Mana yang Lebih Baik?

Semua balik lagi ke kebutuhan dan kondisi kamu. Kalau kamu punya budget cukup dan yakin mau serius, beli instrumen dulu adalah pilihan terbaik. Tapi kalau masih ragu, coba belajar dulu dengan alat pinjaman atau sewa.

Sama seperti mancing, ada orang yang beli pancingan dulu supaya siap kapan aja. Tapi ada juga yang coba pakai pancingan teman buat lihat cocok nggak sama hobinya.


Tips Memilih Instrumen Pertama

Kalau udah mantap beli, pastikan pilih alat yang sesuai dengan kebutuhan. Nggak perlu mahal, yang penting nyaman dan cukup buat belajar. Misalnya, mau belajar gitar, kamu bisa mulai dari gitar akustik standar. Kalau mau coba digital piano, pilih yang fitur dasarnya lengkap tapi tetap ramah di kantong.


Kesimpulannya?
Nggak ada cara yang benar atau salah, yang penting kamu nikmati proses belajarnya. Musik itu soal perjalanan, bukan cuma hasil akhir. Jadi, apapun pilihanmu, pastikan itu yang bikin kamu happy!

25 May 2024

Belajar Tangga Nada pada Gitar Harusnya Tidak Mengikuti Konsep dari Piano

Belajar Tangga Nada pada Gitar Harusnya Tidak Mengikuti Konsep dari Piano

Belajar Tangga Nada pada Gitar Harusnya Tidak Mengikuti Konsep dari Piano

Gitar, dengan keunikannya, memang memiliki pendekatan tersendiri dalam mempelajari tangga nada. Namun, paradigma yang telah berkembang selama ini dalam pembelajaran gitar tidak sepenuhnya sesuai dengan karakteristik alat itu sendiri. Terutama, penggunaan konsep tangga nada ala piano dalam mengajar gitar telah menjadi kebiasaan yang terlalu lazim. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa guru gitar dan buku gitar harus mengubah pendekatan mereka dalam mengajarkan tangga nada, dan bagaimana konsep the CAGED System muncul sebagai alternatif yang lebih sesuai dan efektif.

29 April 2024

$AUDIO, Cryptocurrency Solusi Masa Depan Industri Musik dari Pandangan Ahli

$AUDIO, Cryptocurrency Solusi Masa Depan Industri Musik dari Pandangan Ahli


Siapa sangka, Digital Music Streaming Platform seperti Spotify, Joox dan iTunes telah mengubah kebiasaan dalam industri musik. Dulunya penikmat musik harus membeli fisik kaset pita, CD untuk menikmati karya musik, seketika saat ini semua dapat kita dengarkan di dalam smartphone dan gadget pintar kita. Penikmat musik tentunya sangat diuntungkan, hanya cukup berlangganan dengan tarif puluhan hingga ratusan ribu rupiah saja sudah bisa mendengarkan karya musik dari artis manapun, album apapun yang pastinya jauh lebih hemat jika dibandingkan membeli fisik kaset atau CD. Lalu apakah hadirnya Digital Music Streaming Platform memberikan keuntungan bagi artis?

14 September 2023

Series Filsafat Pendidikan Musik Bagian 1 - Apakah Pendidik Musik Membutuhkan Filsafat?

Series Filsafat Pendidikan Musik Bagian 1 - Apakah Pendidik Musik Membutuhkan Filsafat?

Series Filsafat Pendidikan Musik Part 1 - Apakah Pendidik Musik Membutuhkan Filsafat? Sebuah Review Singkat dari Pandangan Bennett Reimer dalam Buku "A Philosophy of Music Education"


Halo semuanya, ijinkan saya membuka artikel ini dengan sedikit basa-basi perkenalan sebelum saya menulis artikel berjudul "Series Filsafat Pendidikan Musik Bagian 1 - Apakah Pendidik Musik Membutuhkan Filsafat? Sebuah Review Singkat dari Pandangan Bennett Reimer dalam Buku "A Philosophy of Music Education" yang penuh dengan perenungan ini. Saya merupakan seorang praktisi musik dan pendidik musik yang mengajar di dua lembaga kursus musik di Yogyakarta, dan juga pendiri Fisella sebuah startup di bidang edukasi musik (kursus musik dan e-learning musik) yang sebelumnya menempuh pendidikan S1-Teknik Informatika di Universitas Dian Nuswantoro Semarang dan S1-Musik ISI Yogyakarta.


17 April 2023

"Music is Not Math!" Kesalahan dalam Teori Musik yang Jarang Disadari - Part 1

"Music is Not Math!" Kesalahan dalam Teori Musik yang Jarang Disadari - Part 1

 

Kesalahan Fatal dalam Teori Musik yang Jarang Disadari - Part 1

MUSIC IS NOT MATH! ini adalah kalimat pembuka yang akan saya gunakan sebelum membahas artikel ini, tujuannya sederhana yaitu untuk mengkritik semua musisi yang pernah membuat statement bahwa musik adalah "matematika bunyi". Sadar atau tanpa sadar banyak dari kita (kaum musisi) termasuk saya, sebenarnya sangat membenci matematika ketika duduk di bangku sekolah sampai-sampai minder dengan teman kita yang pintar matematika. Namun setelah merasakan bahwa teori musik seperti ilmu harmoni dan kontrapung berisi hitungan, kita mulai merasa bahwa sebenarnya musik adalah matematika, bahkan lebih rumit dari matematika karena ada nadanya, sehingga statement bahwa "musik = math" kita publikasikan dengan percaya diri.

22 November 2021

Memahami Harmoni dan Melodi Lebih Dalam

Memahami Harmoni dan Melodi Lebih Dalam

 


Pembahasan tentang harmoni dan melodi dalam musik memang tidak pernah selesai dalam sekali pembahasan. Baik dalam ranah musisi amatir, profesional, praktisi, dan akademisi, pembahasan tentang harmoni dan melodi selalu punya ruang untuk dieksplorasi. Pada dasarnya baik harmoni dan melodi merupakan unsur musik yang penting dan dipertimbangkan diantara unsur musik lainnya. Oleh sebab itu manusia sebagai insan intelektual berupaya menggali lebih dalam dua unsur musik ini, baik dalam pendekatan logika maupun estetika. Sebelum melanjutkan pembahasan tentang pemahaman saya terkait harmoni dan melodi, kita perlu mengetahui dahulu terminologi dari harmoni dan melodi berdasarkan sumber terpercaya.