03 January 2020

Flamenco Jazz : Sebuah Studi Analisis


Flamenco Jazz : Sebuah Studi Analisis
Journal of Jazz Studies Vol.11, No. 2, 2016, Oleh Peter Manuel direview oleh Peter Angga B D M (18101650131)
Fakultas Seni Pertunjukan, Jurusan Musik, Program Studi Musik, Mayor Gitar, Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Tahun Ajaran 2019/2020

1.              Latar Belakang
Sejak tahun 1990, sebuah genre hybrid atau fusion (gabungan lebih dari satu genre) flamenco jazz muncul sebagai entitas asli dalam musik jazz, musik spanyol, dan musik dunia. Menggabungkan dua genre menjadi satu yang saling berkaitan menjadi hal lumrah pada kalangan musisi Spanyol yang dianggap serba bisa dalam mensintesis bentuk musik baru serta menciptakan idiom baru. Beberapa pemain yang menjadi pelopor flamenco jazz antara lain pianis Chano Domínguez dan flutist Jorge Pardo yang telah mendapat pengakuan internasional dan menjadi tokoh terkenal di kancah jazz Eropa.

Walaupun flamenco hadir dengan literatur tertulis yang sangat sedikit karena kurangnya konservatori dan sekolah musik akibat dari stagnasi budaya, xenophobia (ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain, atau yang dianggap asing), namun terdapat seorang gitaris berbakat Paco de Lucía (1947-2014) yang menjadi ikon dalam flamenco. Inovasi dan kecemerlangan De Lucía sangat beragam, dia memperluas dan memperkaya teknik dan bentuk-bentuk gitar flamenco tradisional, kemudian dalam kolaborasinya ia mempopulerkan idiom menggubah lagu-lagu asli yang merdu (terutama tango dan rumbas, sering diterjemahkan dengan bass dan perkusi) yang menjadi andalan "Nuevo flamenco" yang puncaknya ditandai dengan melonjaknya flamenco jazz dari akhir 1980-an. Paco De Lucía semakin dikenal dalam dunia musik saat melakukan kolaborasi dengan musisi non spanyol seperti John McLaughlin dan Al Di Meola. Dalam trionya Paco De Lucía menunjukkan ciri khas flamenco yang mampu membaur dengan genre jazz.
Jika dilihat lebih detail, flamenco dan jazz memiliki gaya musik yang berbeda namun flamenco tetap dapat masuk membaur dengan musik jazz tanpa mengubah gaya asli jazz itu sendiri. Kesamaan yang dapat dilihat dari flamenco dan jazz adalah cikal bakal terbentuknya dua jenis musik tersebut yang seolah “serampangan” dimana jazz dibawa oleh budak Afrika di Amerika, dan flamenco adalah musik folk (musik rakyat gypsy.

 2.              Bentuk Flamenco
Gaya dan struktur flamenco telah dideskripsikan dalam begitu banyak bentuk, berikut adalah gambaran flamenco agar lebih mudah dipahami. Flamenco, sebagai genre yang bergabung pada abad kesembilan belas, terdiri dari cante (bernyanyi), baile (tarian), dan toque (bermain, terutama gitar), dari semua ini, toque merupakan hal yang paling relevan dengan flamenco jazz. Flamenco tradisional merupakan musik vokal dengan gitar untuk mengiringi cante (penyanyi). Namun, permainan gitar solo telah diakui idiom-idiomnya, dan flamenco jazz adalah sebagian besar merupakan bentuk seni instrumental.
Yang terdengar khas dan menarik bagi musisi flamenco jazz adalah mereka yang menggunakan bentuk modifikasi dari harmoni modal phrygian, menggabungkan tangga nada phrygian dengan akor tonika. Jadi, dalam kunci dari E Phrygian, progresi akornya adalah:

E
F
G
Am
Bm
C
Dm
I
II
III
iv
v
VI
vii

Penggunaan "Phrygian" seharusnya menunjukkan akor tonika minor (misal E minor), tetapi dalam harmoni flamenco dan Andalusia, akor tonika adalah mayor, melodi dalam sistem harmonik modal ini mungkin menggunakan derajat skalar ketiga yang dinaikkan atau diturunkan, menyesuaikan pada konteks. Menaikkan derajat ketiga dari sistem tonal mencerminkan darimana sistem tonal ini (yang merupakan bagian dari harmoni modal) berasal. Umumnya dalam musik Arab, sesuai dengan majazah atau Hijaz, kira-kira (dalam E): E F G A B C D.
Seperti yang kita ketahui progresi akor klasik dengan IV-V-I atau jazz yang umumnya ii-V-I, pada flamenco jazz adalah iv-III-II-I (la sol fa mi, atau, dalam E: Am-G-F-E) memang bisa dikatakan bahwa jazz maupun flamenco saling berbagi penggunaan akor fundamental dalam perkembangan kadensial. Peran dominan yaitu, akor yang menuntut resolusi pada tonik dimainkan oleh akor II (atau “ II), dengan vii sebagai pengganti. Akord V7 (mis., B7, dalam E Phrygian) pada dasarnya akor ini tidak ada dalam susunan tangga nada ini, meskipun begitu akor ini dapat digunakan sebagai passing chord yang dapat memberi warna baru pada flamenco jazz.
Karakter kadens menurun (descending) dari 4-3-2-1 dapat dikatakan memberikan suatu gerakan kadens yang langsung, sebaliknya hal yang umum dalam praktek musik dan harmoni pada jazz justru sering menggunakan gerakan interval 4. Namun, irama Andalusia sendiri dapat dielaborasi melalui ("siklus 4 ") progresi dengan interval 4 (tritone), mis., iv-vii (atau VII7) -III-VI- II-I, atau Am-D7-G7-C7-F-E, lazimnya dalam fungsi kadensial, perkembangan ini dapat dilihat sebagai bagian dari penggantian (turn around) iii-vi-ii-V-I dalam jazz pada umumnya. Akor tonika dari modal sering ditingkatkan dengan akor non-triadik, terutama pada tingkatan ke-7 dan 9b menyiratkan sebuah ketidakstabilan atau resolusi ke akor iv. Dalam artikel ini, akor tonik Frigia ini dinotasikan sebagai “I (7 9) atau I7 9. 9 palo berbeda, seperti yang dimainkan pada gitar (sering dengan capo), memanfaatkan berbagai sonorities yang diperoleh dengan string terbuka pada instrumen itu. Dalam artikel ini, akor tonika dalam modus phrygian dinotasikan dengan , 9 palos berbeda yang dimainkan di gitar (sering dengan menggunakan capo) dengan memanfaatkan berbagai kemerduan (sonorities) yang diperoleh dengan open string. Dengan demikian, soleares (soleá) biasanya dimainkan di E Phrygian (dalam penjarian gitar disebut "por arriba" berarti "di atas"), bulerías dalam A Phrygian ("Por medio," berarti "di tengah"), tarantas di F Phrygian, dan granaínas di B Phrygian (atau transposisi dari jari-jari ini jika capo digunakan). Beberapa voicing dari  I7b9 dapat dilihat pada gambar dibawah :


Beberapa cante/palos seperti tarantas, granaínas, dan fandango libre dimainkan dengan ritme yang bebas. Lainnya, termasuk yang paling disukai dalam flamenco jazz terukur sukatnya atau lebih tepatnya disebut compás. Namun, istilah compás menunjukkan entitas yang lebih spesifik dari sebuah sukat, dimana pada metrik tersebut tidak menggunakan aksen konvensional. Komposisi tango dalam duple meter dan rumbas cukup mudah, tetapi pola 12 beat dari alegrías, soleares, bulería, dan siguiriya lebih kompleks. Dalam perhitungan compás polanya 3+3+2+2+2, tetapi dengan aksen khusus pada ketukan 3, 6, 8, dan 10 (bukan 1, 4, 7, 9, dan 11). Aksen ini biasanya diperkuat oleh ritme harmonik, khususnya saat berpindah ke dominan ( II di soleares, V7 di alegrías) pada beat 3, dan kembali ke tonik pada beat 10. Berikut adalah gambaran soleares :


Bulerías khususnya yang populer di flamenco jazz dalam beberapa hal mirip yaitu versi dipercepat dari soleares, dengan perbedaan pada ketukan pertama kehilangan aksennya. Namun, bulerías lebih baik didengar sebagai entitas metrik yang tidak memiliki perasaan down beat yang kuat, berikut adalah gambaran dari bulerías :


Dalam kedua pola ini, ketukan ke 10 seringkali merupakan titik dari strum staccato kadens yang disebut remate ("finishing off") atau "cierre" (penutupan), yang juga muncul pada titik yang berbeda, di palos lain. Seorang gitaris mungkin memainkan compás kurang lebih seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah :


Dalam penyajian musik, aksen dalam bulerías sangat bervariasi. Bagian diperpanjang dapat kompas dapat dibagi menjadi dua, atau menjadi tiga bukan dalam pola hemiola, harmoni mungkin berliku-liku, atau bahkan berhenti di tonika selama beberapa kali putaran compás. Namun, di berbagai poin, compás  justru akan mendapatkan penekanan pada ketukan 3 dan 10, seperti yang ditunjukkan di atas. Ritme harmonik semacam inilah yang menunjukkan khas dan membedakan bulerías asli dari flamenco jazz, meskipun diberi label "bulería," pada dasarnya adalah kejar-kejaran dalam bentuk bebas dalam sukat 6/8.
Bulerías dan soleraes tradisional berbagi struktur verse (bait pertama dalam sebuah lagu) yang konvensional. Setelah sebuah introduksi falseta dari gitar, sebuah bait (verse) dinyanyikan dengan iringan gitar bergerak diantara tonika phrygian dan IIb dominan. Baris ini diulang kemudian, baris teks kedua dinyanyikan, setelah itu gitar beralih ke VI pada beat 10, dan kemudian kembali ke IIb pada ketukan ke 3 dan tonika pada ketukan ke 10 (baris ini dapat diulang). Soleares atau bulerías tradisional terdiri dari serangkaian verse (empat atau lima verse) diselingi oleh falseta gitar. Pada era modern, dan terutama di nuevo flamenco, bagian verse dari bulerías kemungkinan akan mengambil bentuk dari pre-composed (introduksi) dengan melodi asli pada progresi tertentu. Palos dan  cante dalam flamenco atau flamenco jazz biasanya dimainkan dalam tango atau rumba dan sukatnya 4/4. Dasar dari dua bar compás tango terdapat gerakan dari IIb ke I dan kadens cierre-nya pada pukulan ke 3 bar ke dua. The Palmas atau tepuk tangan adalah elemen khas dari iringan ritmis dan idealnya harus ada, seperti dalam bulerías. Bagian verse pada tango tradisional menyajikan bagian yang dinyanyikan pada pola ini, bergerak ke iv kembali ke tonika.
Rumba dalam flamenco entitasnya kurang spesifik terutama pada syncopation 3-3-2. Dalam nuevo flamenco dan flamenco jazz, sebutan "tango" dan "rumba" digunakan dengan leluasa untuk menunjukkan sebuah lagu dimainkan dengan menggunakan ritme khas tersebut. Jika tango dan rumba adalah genre yang relatif ringan siguiriyas adalah bagian yang penting dari kategori cante jondo (lagu yang dalam). Siguiriyasmemiliki rasa modal yang agak kuno, dengan iringan chordal pada dasarnya bergerak diantara tonik dan dominan II. Flamenco baik dalam vokal maupun instrumental, juga membentuk suatu gaya dalam bermain gitar, dengan beberapa kekhasan dalam penggunaan arpeggio, rasgueo (strumming), picado (apoyando), thumb picked berulang yang disebut alzapúa, dan tremolo.

Picture Source www.dotravel.com