12 May 2024

Tonnetz Neo-Riemannian: Menggali Dimensi Geometri dalam Musik


Musik, sebagai bahasa universal yang melintasi batas-batas budaya dan bahasa, telah menjadi obyek penelitian yang menarik bagi para ilmuwan dan seniman selama berabad-abad. Dalam upaya untuk memahami struktur dan estetika di balik komposisi musik, berbagai teori dan pendekatan telah dikembangkan. Salah satu konsep yang menarik minat para peneliti adalah Tonnetz Neo-Riemannian, sebuah kerangka kerja teoretis yang menggambarkan hubungan harmonis antara akor-akor dalam musik. Dalam artikel ini, saya akan menjelaskan konsep Tonnetz Neo-Riemannian secara ringkas serta menyoroti fungsinya. Saya tidak akan membahas bagaimana cara analisis dengan Tonnetz Neo-Riemannian dalam artikel ini, silahkan pelajari sendiri, salah satu buku yang saya pakai The Oxford Handbook of Neo-Riemannian Music Theories dan penelitian berjudul Essential Neo-Riemannian Theory for Today's Musician


Tonnetz Neo-Riemannian adalah konsep yang muncul dari penyelidikan matematis terhadap hubungan harmonis di antara akor-akor dalam musik. Konsep ini mengambil inspirasi dari karya matematikawan abad ke-19, Bernhard Riemann, yang mengembangkan geometri non-Euclidean untuk memahami struktur ruang. Tonnetz Neo-Riemannian memperluas konsep Tonnetz tradisional yang diperkenalkan oleh musikolog Jerman, Hugo Riemann (tidak ada hubungan dengan Bernhard Riemann), yang menggunakan diagram garis untuk menggambarkan hubungan harmonis antara akor-akor.


Struktur Tonnetz

Tonnetz Neo-Riemannian menggunakan struktur Tonnetz, yang merupakan representasi visual dari hubungan harmonis di antara akor-akor. Dalam Tonnetz, setiap titik mewakili sebuah nada, dan garis-garis menghubungkan nada menunjukan interval tertentu. Garis-garis ini menciptakan pola geometris yang mengungkapkan struktur dasar dari harmoni musik.


Transformasi Neo-Riemannian

Transformasi Neo-Riemannian adalah operasi matematis yang digunakan untuk menggambarkan perubahan harmonis antara akor-akor. Transformasi ini menggunakan 3 operasi dasar seperti P, L, dan R, yang masing-masing menggambarkan pergerakan visual progresi akor. Dengan menggunakan transformasi ini, analisis musik khususnya progresi akor dapat dipermudah dan struktur harmonis yang kompleks dapat dipahami dengan lebih baik melalui visual.


Eksplorasi Fungsi Tonnetz & Tonnetz Neo-Riemannian dalam Musik Modern

Musik sebagai medium seni telah mengalami evolusi yang signifikan seiring berjalannya waktu. Dari karya-karya klasik hingga produksi musik modern, konsep-konsep teoretis seperti Tonnetz Neo-Riemannian terus beradaptasi dan diterapkan dalam konteks baru. Dalam artikel ini, saya akan menunjukkan penggunaan dam fungsi Tonnetz dalam hal praktis dan perannya dalam analisis musik.


Fungsi Tonnetz (Bukan Neo-Riemannian) dalam Instrumen Modern: Chord Machine AKT-0.1

Akuto Studio telah menghadirkan inovasi dalam dunia musik dengan memperkenalkan Chord Machine AKT-0.1, sebuah instrumen modern yang mengintegrasikan konsep Tonnetz Neo-Riemannian. Dengan menggunakan Tonnetz sebagai dasar, Chord Machine AKT-0.1 memungkinkan para musisi untuk mengeksplorasi harmoni dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dengan hanya memutar dan memilih node-node pada Tonnetz, pengguna dapat dengan mudah membuat progresi akor yang unik dan menarik.


Fungsi Tonnetz Neo-Riemannian dalam Analisis Musik

Selain digunakan sebagai alat untuk menciptakan musik baru, Tonnetz Neo-Riemannian juga memiliki peran penting dalam analisis musik. Dengan menggunakan konsep ini, para peneliti dan musisi dapat membandingkan progresi akor dari sebuah karya dengan karya lainnya, atau gaya seorang komposer dengan komposer lainnya secara visual. Dengan memetakan visualisasi progresi akor ke dalam Tonnetz, persamaan dan perbedaan dalam struktur harmonis dapat diidentifikasi dengan lebih jelas.


Mencari Persamaan dan Perbedaan dalam Progresi Akor

Penerapan Tonnetz Neo-Riemannian dalam analisis musik memungkinkan kita untuk menemukan persamaan dan perbedaan antara karya-karya musik. Dengan memetakan progresi akor ke dalam Tonnetz, kita dapat melihat pola-pola yang mungkin tidak terlihat dengan jelas secara konvensional. Misalnya, kita dapat melihat apakah dua komposer memiliki preferensi terhadap jenis perubahan akor tertentu, atau apakah ada pola harmonis yang khas dalam sebuah genre musik tertentu.


Klaim Penelitian Tonnetz Neo-Riemannian Pertama di Indonesia

Salah satu kontribusi signifikan dalam bidang ini adalah penelitian yang saya tulis dalam skripsi berjudul "Tonnetz Neo-Riemannian Sebagai Hasil Upaya Teoretikus Memvisualisasikan Musik Dalam Perspektif Geometri". Penelitian ini merupakan yang pertama di Indonesia yang secara khusus mengkaji akar konsep Tonnetz Neo-Riemannian menggunakan linimasa dari teoretikus satu dengan teoretikus yang lain. Penelitian ini dilakukan saat studi S1-Musik di ISI Yogyakarta, penelitian ini menjadi landasan penting dalam mengembangkan pemahaman teoritis terhadap struktur harmonis dalam konteks musik Indonesia.


Kesimpulan

Tonnetz Neo-Riemannian adalah konsep yang penting dalam memahami hubungan harmonis dalam musik. Dengan menggunakan struktur Tonnetz dan transformasi Neo-Riemannian, para peneliti dapat menggali dimensi geometri dalam komposisi musik. Penelitian ini memiliki signifikansi yang besar dalam konteks pemahaman teoretis terhadap musik, dan penelitian-penelitian lebih lanjut di bidang ini dapat membawa pemahaman kita tentang musik ke tingkat yang lebih dalam lagi.

Konsep ini yang sangat relevan dalam konteks musik modern, baik sebagai alat untuk menciptakan musik baru maupun untuk menganalisis struktur harmonis dalam karya-karya musik yang ada. Dengan penggunaan Tonnetz dalam instrumen modern dan dalam analisis musik, kita dapat terus mengembangkan pemahaman kita tentang musik dan menggali dimensi-dimensi baru dalam penciptaan dan apresiasi musik.

Saya mengundang peneliti lainnya untuk melanjutkan penelitian Tonnetz Neo-Riemannian untuk perkembangan ilmu pengetahuan musik di Indonesia.